SEKOLAH LAPANG Beberapa alasan penting Agribisnis adalah meningkatkan kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan produktivitas pertanian, dan aktivitas perekonomian dan serta mengurangi kantong-kantong kemiskinan. Oleh karena itu pembangunan pertanian yang dilaksanakan perlu difokuskan untuk mengurangi kemiskinan penduduk di pedesaan antara lain dengan meningkatkan produktivitasnya agar pendapatan petani meningkat. Produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian masih rendah sehingga diperlukan upaya-upaya khusus untuk meningkatkan kualitas sumber daya tersebut meliputi : a. Peningkatan penguasaan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi pertanaian. b. Penguasaan kualitas keterampilan disertai pembinaan semangat kerja, disiplin dan tanggung jawab. Rendahnya produktivitas disebabkan antara lain karena tingkat pendidikannya rendah, sehingga untuk meningkatkan kualitasnya diperlukan pendidikan yang cocok bagi para petani bukan melalui jalur pendidikan formal di sekolah, tetapi melalui jalur pendidikan non formal yang bersifat kemitraan, pemecahan masalah dikelompok, keputusan bersama dengan anggota kelompok, belajar lewat pengalaman, melakukan, menyalami, dan menemukan sendiri, teori dan praktek dilapangan, Sarana belajar ada dilapangan dan/usaha tani, kurikulum rinci dan terpadu serta belajar selama satu siklus usaha. Bentuk pendidikan ini adalah sekolah lapangan petani. Ada 2 (dua) Seklah lapangan yang telah dilaksanakan bagi petani yaitu SL.UBA (Sekolah Lapangan Usahatani Berorientasi Agribisnis ) dan SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu) Pengertian Sekolah Lapangan dan Tujuan Sekolah Lapangan Untuk menjelaskan pengetian dan tujuan Sekolah Lapngan, digunakan dari ruang lingkup SLUBA sebagai contoh : 1. SL.UBA adalah suatu proses diklat untuk petani yang terhimpun dalam kelompok tabi di lapangan bersama Pemandu lapangan (PL) untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan penghayatan tentang pengelolaan usaha tani yang berorientasi agribisnis melalui diklat PL.I dan diklat petani dengan azas latihan Partnership, yang mendapatkan dukungan dari aparat terkait semua tingkatan. 2. PL ( Pemandu Lapangan ) adalah mitra akrab para petani maupun petugas an pemimpin formal dalam masyaraakat, yang memiliki kemampuan memandu proses petani dalam kelompok tani. 3. Laboratorium Agribisnis ( LARIS ) Laris adalah wahana belajar petani bersama petugas untuk mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan, memanfaatkan peluang ekonomi, dan mengelolah usaha tani yang berorientasi agribisnis dalam situasi usahatani yang nyata, selam satu siklus usaha, yang menggambarkan adanya kelengkapan seluruh sub system agribisnis. Pelaku utama adalah petani yang terhimpun dalam kelompok tani, unsure penunjuang agribisnis serta proses agribisnis. 4. Kelompok Petani = adalah kumpulan petani yang didirikan oleh petani berdasarkan keserasian, memiliki tata tertib hasil kesepakatan anggota, menyelenggarakan kegiatan berdasarkan musyawarah anggota dan dipimpin seorang ketua hasil pilihan anggota. 5. Tujuan SL.UBA Tujuan utama SL.UBA adalah mendidik petani menjadi ahli dan mampu mengelolah usaha taninya dengan menggunakn prinsip agribisnis dan mampu memandu petani lainnya dalam kegiatan SL.UBA Swadaya. Tujuan Khusus SL.UBA adalah a. Petani dapat menerapkan 5 prinsip usaha tani berorientasi agribisnis sehingga produktivitas dan pendapatannya naik. Lima Prinsip UBA itu adalah: • Pola usaha tani sesuai dengan agro-ekosistem • Usahatani yang insentif • Usahatani yang lestari (sustainable ) • Usaha ani sebagai usaha bisnis • Usahatani yang menjamin peningkatan pendapatan b. Kelas kemampuan petani meningkat, yang ditunjukkan oleh dinamika internalnya melalui fungsi kelompok sebagai • Kelas Belajar • Wahana kerja sama • Juru dan produksi • Organisasi kegiatan bersama • Persatuan swadaya dan swadana petani Ciri-ciri dan Azas Proses Berlatih Melatih SL.UBA Ciri-ciri SL.UBA Sekolah lapangan Usahatani berorientasi Agribisnis mempunyai 12 ciri-ciri sebagai berikut : a. Pola diklat kemitraan antara petani dengan penyuluh pertanian sebagai pemandu proses belajarnya. b. Perencanaan bersama di kelompok c. Keputusan bersama dari anggota kelompok d. Cara belajar lewat pengalaman e. Melakukan sendiri f. Mengalami sendiri g. Menemukan sendiri h. Teori dan praktek di lapangan pada usaha tani i. Sarana belajar ada dalam usaha tani j. Latihan selama satu siklus usaha k. Kurikulum diklatnya rinci dan terpadu l. Petani menjadi ahli wirausaha Selesai cir-ciri SL.UBA, maka SL.UBA juga memiliki azas-azas dalam proses diklat berlatih-melatih yang dapat dijelaskan dibawah ini sebagai berikut : a. Kemitraan antara petani dan petugas pemandu lapangan b. Pengalaman nyata dalam situasi nyata usahatani c. Kebersamaan dalam kelompok tani d. Partisipasi yaitu petani terlibat dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab dalam melaksanakannya. e. Keswadayaan = mengutamakan kemandirian petani f. Keseimbangan = adanya jaminan arus penyampaian teknologi secara utuh, langsung dan segera kepada petani g. Manfaat = sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh petani h. Kesesuaian dengan level (tingkat) petani i. Lakolitas yaitu bersifat spesifik lokalitas j. Keterpaduan yaitu adanya kekompakan tim penyelenggara dan integritas materi Tahapan Pelaksanaan SL.UBA Untuk menguraikan tahapan-tahapan pelaksanaan SL.UBA berikut ini akan disajikan secara singkat tahapan pelaksanaan dalam bentuk siklus mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan samapi pada tahp penyebarluasan yangt meliputi 11 (sebelas ) tahapan sebagai berikut : 1. Analisa Agroekosistem dan kebutuhan petani 2. Penetapan pket teknologi 3. penyusunan rancana SL.UBA 4. Diklat Pemandu Lapangan I 5. Diklat Pemandu Lapangan II 6. Diklat Orientasi Petugas Teknik 7. Lokakarya pengembangan 8. diklat petani pemandu 9. Field Day 10. Evaluasi 11. Penyebarluasan hasil SL.UBA : antara lain melalui : a. Pola magang kontak tani b. Sekolah Lapangan Swadaya c. Kursus tani